Minggu, 23 Maret 2014

(LAGU INI DI CIPTAKAN OLEH SEORANG WALIYULLOH)

-{Lagu ini di ciptakan oleh seorang waliyullah}- 
"GUNDUL-GUNDUL PACUL" 
Gundul gundul pacul-cul, 
gembelengan 
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan 
Wakul ngglimpang 
segane dadi sak latar 
Gundul: 
adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala 
adalah lambang kehormatan, kemuliaan 
seseorang. 
Rambut adalah mahkota lambang keindahan 
kepala. 
Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa 
mahkota. 
Sedangkan pacul: 
adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari 
lempeng besi segi empat. 
Pacul: 
adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan 
adalah petani. 
Gundul pacul artinya: 
bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan 
orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah 
pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan 
kesejahteraan bagi rakyatnya. 
Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang 
ucul (empat yang lepas).Artinya bahwa: 
kemuliaan seseorang akan sangat tergantung 
empat hal: bagaimana menggunakan mata, 
hidung, telinga dan mulutnya. 
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat. 
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat. 
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian 
kebaikan. 
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil. 
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah 
kehormatannya. 
Gembelengan: 
Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan 
bermain-main dalam menggunakan 
kehormatannya. 
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya 
sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi 
dia malah: 
1. Menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan 
dirinya. 
2. Menggunakan kedudukannya untuk. berbangga- 
bangga di antara manusia. 
3. Dia menganggap kekuasaan itu karena 
kepandaiannya. 
Nyunggi wakul, gembelengan Nyunggi wakul 
artinya: 
membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.Banya 
k pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban 
amanah penting membawa bakul dikepalanya. 
Wakul adalah: 
simbol kesejahteraan rakyat. 
Kekayaan negara, sumberdaya, 
Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang 
dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul 
milik rakyat. 
Kedudukannya di bawah bakul rakyat. 
Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa 
bakul atau pemilik bakul? 
Tentu saja pemilik bakul. 
Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya. 
Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan 
(melenggak lenggokkan kepala dengan sombong 
dan bermain-main). 
Akibatnya; 
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Bakul 
terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana. 
Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya 
akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi 
dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana. 
Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan 
lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya 
mengemban amanah rakyat.


SEMOGA MANFAAT.

2 komentar: