-{Lagu ini di ciptakan oleh seorang waliyullah}-
"GUNDUL-GUNDUL PACUL"
Gundul gundul pacul-cul,
gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang
segane dadi sak latar
Gundul:
adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala
adalah lambang kehormatan, kemuliaan
seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan
kepala.
Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa
mahkota.
Sedangkan pacul:
adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari
lempeng besi segi empat.
Pacul:
adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan
adalah petani.
Gundul pacul artinya:
bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan
orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah
pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan
kesejahteraan bagi rakyatnya.
Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang
ucul (empat yang lepas).Artinya bahwa:
kemuliaan seseorang akan sangat tergantung
empat hal: bagaimana menggunakan mata,
hidung, telinga dan mulutnya.
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian
kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah
kehormatannya.
Gembelengan:
Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan
bermain-main dalam menggunakan
kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya
sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi
dia malah:
1. Menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan
dirinya.
2. Menggunakan kedudukannya untuk. berbangga-
bangga di antara manusia.
3. Dia menganggap kekuasaan itu karena
kepandaiannya.
Nyunggi wakul, gembelengan Nyunggi wakul
artinya:
membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.Banya
k pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban
amanah penting membawa bakul dikepalanya.
Wakul adalah:
simbol kesejahteraan rakyat.
Kekayaan negara, sumberdaya,
Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang
dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul
milik rakyat.
Kedudukannya di bawah bakul rakyat.
Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa
bakul atau pemilik bakul?
Tentu saja pemilik bakul.
Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya.
Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan
(melenggak lenggokkan kepala dengan sombong
dan bermain-main).
Akibatnya;
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Bakul
terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.
Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya
akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi
dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana.
Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan
lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya
mengemban amanah rakyat.
SEMOGA MANFAAT.
salam blogger,,,
BalasHapusCihuuy
BalasHapus